Friday, January 15, 2016

Contoh spk

Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Beasiswa di SMAN 1 Brebes Menggunakan FMADM (Multiple AttributeDecission Making)  dengan Metode SAW (Simple Additive Weighting)

ABSTRAK

Dalam menentukan penerima beasiswa secara manual menyebabkan pengelolaan data beasiswa yang tidak efisien terutama dari segi waktu dan banyaknya perulangan proses yang sebenarnya dapat diefisienkan. Pengolaan data beasiswa yang belum terakumulasi menggunakan database secara optimal juga menyebabkan kesulitan dalam pemrosesan data. Sehingga menyebabkan lamanya proses penentuan penerima beasiswa. Oleh karena itu, perlu adanya suatu sistem yang mendukung proses penentuan penerima beasiswa, sehingga dapat mempersingkat waktu penyeleksian dan dapat meningkatkan kualitas keputusan dalam menentukan penerima beasiswa tersebut.

Sistem pendukung keputusan penerimaan beasiswa menggunakanFMADM (Multiple Attribute Decission Making)  dengan Metode SAW (Simple Additive Weighting) digunakan untuk menentukan siapa yang akan menerima beasiswa berdasarkan kriteria-kriteria serta bobot yang sudah ditentukan. Metode ini dipilih karena mampu menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif. Dalam laporan ini dilakukan dengan mencari nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilakukan proses perangkingan yang akan menentukan alternatif yang terbaik, yaitu siswa yang berhak menerima beasiswa.

Kata Kunci : beasiswa, system pendukung keputusan, FMDM, SAW, alternative terbaik

 

I.          PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang Permasalahan

  Menyadari bahwa pendidikan sangat penting, negara sangat mendukung setiap warga negaranya untuk meraih pendidikan setinggi-tingginya. Beberapa di antaranya melakukan program pendidikan gratis dan program beasiswa. Beasiswa dapat dikatakan sebagai pembiayaan yang tidak bersumber dari pendanaan sendiri atau orang tua, akan tetapi diberikan oleh pemerintah, perusahaan swasta, kedutaan, universitas, serta lembaga pendidik atau peneliti. Biaya tersebut diberikan kepada yang berhak menerima sesuai dengan kriteria yang ditentukan.

      Demikian halnya dengan SMAN 1 Brebes yang telah memiliki program pemberian beasiswa terhadap siswa-siswanya. Beasiswa harus diberikan kepada penerima yang layak dan pantas untuk mendapatkannya. Akan tetapi, dalam  melakukan seleksi beasiswa tersebut tentu akan mengalami kesulitan karena banyaknya pelamar beasiswa dan adanya beberapa kriteria yang digunakan untuk menentukan siapa penerima beasiswa yang sesuai dengan yang diharapkan. Tidak semua yang mendaftarkan diri sebagai calon penerima beasiswa akan diterima, hanya yang memenuhi kriteria-kriteria saja yang akan memperoleh beasiswa tersebut. Untuk itu diperlukan suatu Sistem Pendukung Keputusan yang dapat guna membantu, mempercepat dan mempermudah proses pengambilan keputusan.

1.2        Perumusan Masalah

        Bagaimana SPK dapat digunakan untuk menentukan siapa saja yang layak mendapatkan beasiswa di SMA N 1 Brebes ?

1.3        Batasan Masalah

1.      Pembuatan SPK dalam menyeleksi Penerima Beasiswa di SMA N 1 Brebes.

2.      Proses dibatasi sampai tingkat siapakah yang layak untukmendapatkan beasiswa

1.4        Tujuan

Membangun aplikasi sistem pendukung keputusan untuk membantu dalam menentukan siapa saja yang layak mendapatkan beasiswa berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan oleh SMA N 1 Brebes yaitu prestasi, ekonomi dan inklusi.

II.       LANDASAN TEORI

2.1  Beasiswa

Pada dasarnya, beasiswa adalah penghasilan bagi yang menerimanya. Hal ini sesuai dengan ketentuan pasal 4 ayat (1) UU PPh/2000. Disebutkan pengertian penghasilan adalah tambahan kemampuan ekonomis dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang diterima atau diperoleh dari sumber Indonesia atau luar Indonesia yang dapat digunakan untuk konsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak (WP). Karena beasiswa bias diartikan menambah kemampuan ekonomis bagi penerimanya, berarti beasiswa merupakan penghasilan (Jawa Pos, 2009).

2.2   Sistem Pendukung Keputusan

SPK sebagai sebuah sistem berbasis computer yang membantu dalam proses pengambilan keputusan. SPK sebagai sistem informasi berbasis komputer yang adaptif, interaktif, fleksibel, yang secara khusus dikembangkan untuk mendukung solusi dari pemasalahan manajemen yang tidak terstruktur untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. Dengan demikian dapat ditarik satu definisi tentang SPK yaitu sebuah system berbasis komputer yang adaptif, fleksibel, dan interaktif yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah tidak terstruktur sehingga meningkatkan nilai keputusan yang diambil. (Khoirudin, 2008).

2.3   FMADM

FMADM adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria tertentu. Inti dari FMADM adalah menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif yang sudah diberikan. Pada dasarnya, ada 3 pendekatan untuk mencari nilai bobot atribut, yaitu pendekatan subyektif, pendekatan obyektif dan pendekatan integrasi antara subyektif & obyektif. Masingmasing pendekatan memiliki kelebihan dan kelemahan. Pada pendekatan subyektif, nilai bobot ditentukan berdasarkan subyektifitas dari para pengambil keputusan, sehingga beberapa factor dalam proses perankingan alternatif bisa ditentukan secara bebas. Sedangkan pada pendekatan obyektif, nilai bobot dihitung secara matematis sehingga mengabaikan subyektifitas dari pengambil keputusan. (Kusumadewi, 2007).

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mnyelesaikan masalah FMADM. antara lain (Kusumadewi, 2006):

a. Simple Additive Weighting Method (SAW)

b. Weighted Product (WP)

c. ELECTRE

d. Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS)

e. Analytic Hierarchy Process (AHP)

2.3.1        Algoritma FMADM

Algoritma FMADM adalah:

1.  Memberikan nilai setiap alternatif (Ai) pada setiap kriteria (Cj) yang sudah ditentukan, dimana nilai tersebut di peroleh berdasarkan nilai crisp; i=1,2,…m dan j=1,2,…n.

2.      Memberikan nilai bobot (W) yang juga didapatkan berdasarkan nilai crisp.

3. Melakukan normalisasi matriks dengan cara menghitung nilai rating kinerja ternormalisasi (rij) dari alternatif Ai pada atribut Cj berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan/benefit=MAKSIMUM atau atribut biaya/cost=MINIMUM). Apabila berupa artibut keuntungan maka nilai crisp (Xij) dari setiap kolom atribut dibagi dengan nilai crisp MAX (MAX Xij) dari tiap kolom, sedangkan untuk atribut biaya, nilai crisp MIN (MIN Xij) dari tiap kolom atribut dibagi dengan nilai crisp (Xij) setiap kolom.

4.     Melakukan proses perankingan dengan cara mengalikan matriks ternormalisasi (R) dengan nilai bobot (W).

5.    Menentukan nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) dengan cara menjumlahkan hasil kali antara matriks ternormalisasi (R) dengan nilai bobot (W). Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih. ( Kusumadewi , 2007).

2.3.2        Langkah Penyelesaian

Dalam penelitian ini menggunakan FMADM metode SAW. Adapun langkah langkahnya adalah:

1.       Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu Ci.

2.      Menentukan rating kecocokan setiap alternative pada setiap kriteria.

3.      Membuat matriks keputusan berdasarkan criteria (Ci), kemudian melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan ataupun atribut biaya) sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R.

4.      Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan vektor bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik (Ai) sebagai solusi. (Kusumadewi, 2006).

2.2        Metode SAW

Metode SAW sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.

  

            Xij

                                 Max Xij               Jika j adalah atribut Keuntungan (benefit)

                         rij =

        Min Xij

 Xij                     Jika j adalah atribut biaya (cost)

dimana rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut Cj; i=1,2,...,m dan j=1,2,...,n. Nilai preferensi untuk setiap alternative (Vi)diberikan sebagai:

Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih.


III.          PEMBAHASAN

3.1  Kriteria

Kriteria yang digunakan dalam menyeleksi pemohon adalah sebagai berikut :

1.      Prestasi

2.      Penghasilan orang Tua/Ekonomi

3.      Inklusi

Kriteria nilai bobot :

1. Sangat Penting (SP) = 5

2. Penting (P) = 3

3. Cukup Penting (CP) = 2

4. Kurang Penting (KP) = 1

Tabel-tabel dari kriteria dengan nilai bobotnya masing- masing dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 1 Prestasi

PRESTASI

NILAI

Tidak Berprestasi

1

Prestasi Tk. Sekolah

2

Prestasi Tk. Kota

3

Prestasi Tk. Provinsi

4

Prestaasi Tk. Nasional

5

Tabel 2 Ekonomi

PENGHASILAN ORANG TUA

NILAI

Mampu (>= Rp.1.000.000)

1

Tidak Mampu ( Rp. 500.000 - Rp.1.000.000)

3

Sangat Tidak Mampu ( < Rp. 500.000)

5

Tabel 3 Inklusi

INKLUSI

NILAI

Normal

1

Bodoh

3

IQ Superior

4

Cacat

5

Tabel 4 Data Pemohon

NAMA

KRITERIA

PRESTASI

EKONOMI

INKLUSI

Ardi (A1)

Tk Sekolah

Tidak Mampu

Cacat

Reski (A2)

Tidak berprestasi

Sangat tidak mampu

bodoh

Zian (A3)

Tk. Kota

Tidak Mampu

IQ Superior

Dela (A4)

Tk. Provinsi

Mampu

Normal

Dewi (A5)

Tk. Sekolah

Sangat tidak mampu

Normal

Dari tabel pemohon, maka dapat dibuat tabel  rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.

Tabel 5 Rating Kecocokan Setiap Alternatif  Pada Setiap Kriteria

ALTERNATIF

KRITERIA


C1 (MAX)

C2 (MIN)

C3(MAX)

A1

2

3

5

A2

1

4

3

A3

3

3

4

A4

4

1

1

A4

2

5

1

Langkah – Langkah Penyelesaian

1.      Vektor bobot : W= [ 5, 3, 2, 1] 

2.      Matrik Keputusan X berdasarkan kriteria bobot 

                              2          3          5

                              1          5          3

      X    =               3          3          4

                              4          1          1

                              2          5          1

                     3.   Normalisasi matriks X menggunakan persamaan 1 











Alternatif A1

Alternatif A4

r11 =          2            =0.5
r41 =         4             =1Max (2;1;3;4;2)
Max (2;1;3;4;2)






r12 =Min (3;5;3;1;5) =0.33
r42 =Min (3;5;3;1;5)  =1          3
         1






r13 =          5            =1
r43=         1             =0.2Max (5;3;4;1;1)
Max (5;3;4;1;1)
















Alternatif A2

Alternatif A5

r21 =         1              =0.25
r51 =          2              =0.5Max (2;1;3;4;2)
Max (2;1;3;4;2)






r22 =Min (3;5;3;1;5) =0.2
r52 =Min (3;5;3;1;5)  =0.2          5
           5






r23=          3             =0.6
r53=           1               =0.2Max (5;3;4;1;1)
Max (5;3;4;1;1)
















Alternatif A3   




r31 =          3              =0.75


Max (2;1;3;4;2)











r32 =Min (3;5;3;1;5) =0.33


          3











r33=          4             =0.8


Max (5;3;4;1;1)












Dari hasil perhitungan di atas maka didapat matriks ternomalisasi R sebagai berikut :

                       0,5       0,33     1

                       0,25     0,2       0,6

R    =              0,75     0,33     0,8

                       1          1          0,2

                       0,5       0,2       0,2      

2.      Mencari alternative terbaik menggunakan persamaan 2

V1= (0,5x5) + (0,33x3)+(1x2)+(0x1)= 5,49

V2= (0,25x5) + (0,2x3)+(0,6x2)+(0x1)= 3,05

V3= (0,75x5) + (0,33x3)+(0,8x2)+(0x1)= 6,34

V4= (1x5) + (1x3)+(0,2x2)+(0x1)= 8,4

V5= (0,5x5) + (0,2x3)+(0,2x2)+(0x1)= 3,5

           V4 merupakan peringkat pertama karena memiliki nilai yang lebih besar dari nilai lain, V4 merupakan nilai preferansi dari alternatif A4, sehingga A4 atau dalam kasus ini siswa bernama Dela yang menjadi alternatif terbaik.

           Semakin besar nilai preferensi semakin besar pula peluang alternatif untuk mendapatkan beasiswa

III.          KESIMPULAN

1. Sistem pendukung keputusan untuk membantu menentukan penerima beasiswa dengan menggunakan FMADM dengan metode SAW dapat mempercepat proses penentuan penerimaan beasiswa dengan perhitungan yang akurat dalam memberikan rekomendasi penerimaan beasiswa.

2.  Pemberian skala konversi dan bobot preferensi dari setiap bobot kriteria memperngaruhi penilaian dan hasil perhitungan SAW.

3. Sistem pendukung keputusan yang telah dibuat diharapkan dapat mempermudah dan mempercepat proses penyeleksian penerima beasiswa oleh petugas karena menggunakan proses perhitungan yang cepat dan tepat.

 

III.          DAFTAR PUSTAKA

 http://journal.uii.ac.id/index.php/Snati/article/viewFile/1073/998

 http://dir.unikom.ac.id/s1-final-project/fakultas-teknik-dan-ilmu-komputer/teknik-informatika/2010/jbptunikompp-gdl-herisulist-21892/17-20.jurn-a.pdf/ori/17-20.jurn-a.pdf

http://charitasfibriani.files.wordpress.com/2010/11/pertemuan-8.pdf

  

Friday, January 1, 2016

Cara Memasang Wireless dan Cara Pengaktifannya


Cara Pemasangan Wireless

Jaringan nirkabel sangat membantu karena jaringan wireless ini membantu Anda menggunakan komputer dan terhubung ke Internet di manapun, di rumah Anda atau di kantor. Namun, kebanyakan jaringan nirkabel menggunakan router nirkabel, yang lumayan mahal. Jika Anda memiliki lebih dari satu komputer, Anda dapat mengkonfigurasi jaringan nirkabel tanpa membeli router nirkabel dan dapatlah kita sedikit menghemat biaya

Dalam sebuah jaringan nirkabel tradisional, sebuah router nirkabel bertindak sebagai base station, mirip dengan stasiun pangkalan untuk telepon tanpa kabel.  Semua komunikasi nirkabel melalui router nirkabel, yang memungkinkan komputer terdekat untuk terhubung ke Internet atau terhubung satu sama lain. jadi dalam hal ini, sebuah komputer dengan wireless cardnya di sulap manjadi router, istilahnya jadi pemancar seperti layaknya router biasa.

Jaringan nirkabel ad hoc lebih cara kerjanya  seperti walkie-talkie, karena komputer berkomunikasi langsung dengan satu sama lain.  Dengan mengaktifkan Internet Connection Sharing pada salah satu komputer, Anda dapat berbagi akses internet.

jaringan ad hoc tampaknya merupakan alternatif lain tanpa menggunakan router nirkabel, tetapi memiliki beberapa kelemahan:

• Jika komputer yang terhubung ke internet ditutup, semua komputer yang merupakan bagian dari jaringan ad hoc kehilangan akses Internet mereka.
• Untuk menghubungkan ke Internet, komputer harus memiliki sambungan jaringan kabel.


Untuk menghubungkan komputer Anda ke Internet menggunakan jaringan ad hoc nirkabel, ikuti langkah-langkah berikut:
Aktifkan Internet Connection Sharing pada komputer yang tersambung ke Internet. Anda dapat melewatkan langkah ini jika Anda tidak perlu mengakses Web.Set up ad hoc jaringan nirkabel pada komputer yang tersambung ke Internet.Tambahkan komputer Anda yang lain ke jaringan nirkabel.

Cara mengaktifkan Internet Connection Sharing

Pada jaringan dengan router nirkabel, router memiliki tugas penting dalam komunikasi antara komputer pada jaringan rumah Anda ke Internet. Pada jaringan ad hoc, Anda harus menetapkan salah satu komputer untuk menggantikan tugas ini.  Komputer yang Anda pilih harus memiliki koneksi ke Internet, dan harus ditinggalkan di setiap kali Anda ingin menggunakan komputer Anda yang lain. Akan tetapi jika ingin menghubungkan antara 2 laptop yang memiliki koneksi wireless atau nirkabel, koneksi ke internet yah ngga perlu.
Cara mengatur komputer pertama

Untuk mengatur jaringan nirkabel ad hoc yang memungkinkan komputer untuk berbagi koneksi internet tanpa router
Jika diperlukan, pasanglah adapter jaringan nirkabel disetiap komputer.Klik Start, dan kemudian klik Control Panel.

3. Di bawah Pilih kategori, klik Sambungan Jaringan dan Internet.

4. Dibawah ikon kontrol panel, klik Network Connections.

5. Klik kanan koneksi jaringan nirkabel Anda, kemudian klik Properties.

6. Dalam Jaringan Koneksi Nirkabel kotak dialog Properties, klik tab Wireless Networks.

7. Pada tab Jaringan Nirkabel, di bawah jaringan yang dipilih, klik Tambah.

8.  Dalam kotak dialog “Wireless network properties” pada tab “Association” masukin nama jaringan ad hoc anda yg disuka dalam kotak “Network name (SSID)” seperti dalam langkah no.10, kali ini kita namakan saja MyHomeNetwork.

9. Perhatikan jangan conteng kotak dialog “The key is provided for me automatically” dan conteng kotak dialog “This is a computer-to-computer (ad hoc) network”.

10. Buat password 13 digit dan ketikan di kedua kotak “Network key” dan “Confirm Network Key”. Untuk keamanan terbaik, masukin kombinasi termasuk huruf, angka, dan tanda baca. Lalu klik OK.

11. Klik OK lagi untuk menyimpan perubahan Anda.

Cara mengatur komputer tambahan / client

Jika komputer yang akan digunakan untuk koneksi ke komputer tadi belum ada adapter wireless atau nirkabel, pasanglah adapter agar bisa menggunakan jaringan wireless atau nirkabel. Windows akan otomatis mendeteksi jaringan yang telah kita buat tadi.

Sekarang caranya menghubungkan komputer Anda ke jaringan nirkabel Anda
Catatan: Langkah-langkah ini berlaku hanya jika Anda menggunakan Windows XP Service Pack 2 (SP2).  Jika Anda belum menginstall SP2, kunjungi Microsoft Update untuk menginstalnya sebelum terhubung ke jaringan ad hoc.

1. Klik kanan ikon “Wireless Network” di sudut layar kanan monitor anda, lalu klik “View Available Wireless Networks.”

2. Muncul jendela “Wireless Network Connection” dan menampilkan jaringan nirkabel anda yang terdaftar dengan SSID yang anda pilih tadi, Jika anda tidak dapat melihat SSID anda, klik “Refresh Network List” disudut kiri atas. Klik jaringan anda, lalu klik “Connect” disudut kanan bawah.

3. Windows xp akan meminta anda memasukkan kata kunci, masukkan kata kunci ke kotak “Network key” dan “Confirm network key”, laku klik “Connect”.

Windows xp akan melakukan koneksi ke komputer yang telah kita setting jadi server tadi, setelah terhubung dapatlah anda menutup jendela “Wireless Network Connection “. Untuk melakukan koneksi dengan komputer yang lainnya, ikuti langkah2 tadi diatas. Langkah2 ini juga bisa diterapkan untuk melakukan koneksi antara dua laptop yang ada wifi atau wireless network tanpa memakai router. dan berbagi file atau apa saja.